Resensi Novel Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi

  

Nama               : Aninda Nur Alifa Sabrina

Kelas               : 2B

NPM               : 2010631080051       

Mata Kuliah    : Menulis

 

 

RESENSI NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

 



 

Identitas buku

Judul                   : Negeri 5 Menara
Penulis                : Ahmad Fuadi
Penerbit              : PT Gramedia Pusat Utama
Kota Terbit         : Jakarta
TahunTerbit        : 2009
Tebal Buku         : 423 Halaman
ISBN                  : 978-979-22-4861-6


Sinopsis

Buku ini berisi tentang cerita Alif Fikri yang berasal dari kampung yang ada di daerah Bukit Tinggi. Alif merupakan anak yang nurut kepada orang tuanya. Hal ini dibuktikan ketika Alif bersekolah tingkat SMP di sekolah Islam sesuai dengan kemauan Ibunya. Saat sudah lulus sekolah Islam Alif ingin melanjutkan sekolah di SMA negeri. Alif ingin menjadi seperti Habibie. Namun, Ibu Alif tidak menyetujui hal itu karena Ibunya ingin Alif menjadi seperti Buya Hamka. Setelah beberapa hari tidak berbicara dengan orang tuanya, Alif memutuskan setengah hati untuk sekolah di pesantren. Keputusan ini dibuat setelah Alif membaca surat dari saudaranya. Alif harus menempuh perjalanan kurang lebih tiga hari untuk menuju ke pesantren yang berada di pulau Jawa. Di perjalanan Alif sangat cemas terhadap keputusan mendadak ini, belum lagi omongan orang-orang yang mengatakan bahwa pesantren adalah tempat anak-anak nakal yang sudah tidak bisa masuk sekolah. Namun, Alif terus berusaha meyakinkan hatinya hingga ia tiba di tempat tujuan.

Sesampainya di pesantren, Alif terkejut karena untuk masuk ke pondok tersebut harus melakukan tes dan kan dipilih anak-anak yang lolos masuk pesantren dengan jumlah pendaftar ribuan. Dengan bekal sedikit buku yang ia bawa, ia belajar untuk tes tersebut dan dinyatakan lolos. Setelah Ayahnya pulang ke Bukit Tinggi, Alif sudah harus mandiri, karena semua hal akan ia lakukan sendiri. Kegiatan yang padat juga akan Alif kerjakan karena itu memang kewajiban untuk semua santri pondok.

Alif mulai menemukan sahabat-sahabatnya ketika momen jewer telinga berantai. Jewer telinga ini merupakan hukuman bagi para santri yang melanggar peraturan. Setelah kejadian itu, mereka semakin dekat layaknya sahabat. Kebetulan mereka berada di kamar yang sama yang membuat hubungan mereka akrab. Alif mulai menyukai aktifitasnya di pondok. Terlebih Alif memiliki teman-teman yang baik dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka menamakan diri mereka sahibul menara.

 

Kelebihan novel:

·        Novel ini memiliki nilai agama yang sangat banyak.

·        Novel ini memberi pengetahuan yang sangat luas, mulai dari pengetahuan yang menyangkut agama sampai ilmu pengetahuan yang menyangkut dunia.

·        Novel ini membuka pandangan para pembaca tentang dunia pesantren. Bahwa pesantren bukan hanya sekolah untuk anak anak nakal. Namun, pesantren sangat cocok untuk orang yang ingin menimba ilmu agama dan dunia.

 

Kekurangan novel:

·       Ada beberapa tulisan arab yang tidak di translate. Sehingga pembaca kesulitan membaca bacaan tersebut.

·       Alur yang tiba tiba dan kadang membuat bingung. 



       #Unsika   

       #UniversitasSingaperbangsaKarawang 

       #PBSIUnsika 

       #nulisbersama

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL BAD GIRL VS KETUA OSIS KARYA INTANZS